0


 Pengantar Materi Training Manajemen

Oleh: Muhammad Sukri

Peserta Senior Course HMI Cabang Mempawah, 10–16 Mei 2025


Manajemen adalah kunci utama dalam menggerakkan roda organisasi secara efektif, efisien, dan berkelanjutan. Dalam konteks Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), pemahaman dan penguasaan terhadap prinsip-prinsip manajerial menjadi sangat penting, terlebih bagi kader-kader tingkat lanjut yang dipersiapkan untuk mengambil peran strategis dalam pengelolaan organisasi dan pengkaderan. Oleh karena itu, materi Training Manajemen menjadi salah satu materi inti dalam pelatihan Senior Course (SC) HMI.


Sebagai peserta SC HMI Cabang Mempawah yang berlangsung pada 10 hingga 16 Mei 2025, saya melihat bahwa materi ini bukan hanya berorientasi pada penguasaan teknik-teknik manajemen, tetapi juga pada internalisasi nilai kepemimpinan, disiplin, dan orientasi hasil yang berkelanjutan. Training manajemen dimaksudkan untuk membekali peserta dengan keterampilan manajerial yang dapat diterapkan dalam konteks pengelolaan organisasi, khususnya dalam struktur HMI.


Esensi Materi Training Manajemen

Secara garis besar, materi ini mencakup pemahaman tentang:


Fungsi-fungsi manajemen: perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pelaksanaan (actuating), dan pengawasan (controlling) [Terry, 1972].


Manajemen waktu dan sumber daya organisasi, terutama dalam pelaksanaan program kaderisasi.


Manajemen tim dan kepemimpinan situasional yang sesuai dengan karakteristik organisasi kemahasiswaan.


Evaluasi program dan manajemen risiko dalam aktivitas organisasi.


Materi ini menjadi penting dalam membentuk kader yang tidak hanya idealis, tetapi juga memiliki keterampilan teknis dan taktis dalam mengelola organisasi secara profesional. Dalam pelatihan ini, peserta diajak untuk memetakan masalah manajerial yang umum terjadi di HMI serta merumuskan solusi melalui pendekatan sistemik dan kolektif.


Relevansi Training Manajemen bagi Kader HMI

Manajemen dalam HMI tidak sekadar diukur dari kemampuan mengatur agenda atau kegiatan, melainkan lebih luas: mengelola dinamika kader, menyusun program kaderisasi yang berkelanjutan, dan menciptakan sistem kerja yang efektif. Oleh karena itu, pelatihan ini menjadi landasan penting bagi peserta SC agar mampu menjadi pengelola organisasi yang produktif, bertanggung jawab, dan berorientasi pada hasil.


Seorang kader yang menguasai prinsip-prinsip manajemen akan lebih siap untuk:


Menyusun strategi organisasi secara sistematis.


Memimpin tim dengan pendekatan partisipatif.


Membangun sistem evaluasi yang obyektif dan berkelanjutan.


Merespons tantangan dan dinamika organisasi secara adaptif.


Penutup

Materi Training Manajemen dalam Senior Course HMI bukan sekadar pengayaan wawasan, tetapi merupakan pilar penting dalam membentuk managerial mindset di kalangan kader. Pelatihan ini menegaskan bahwa kader HMI harus menjadi pribadi yang tidak hanya kritis dan ideologis, tetapi juga terampil dalam mengelola organisasi secara visioner dan sistematis.


Sebagai peserta SC, saya memetik pelajaran bahwa keberhasilan organisasi tidak cukup hanya dengan semangat, tetapi juga memerlukan manajemen yang baik. Maka dari itu, penguasaan terhadap ilmu manajemen adalah bagian integral dari proses pembinaan kader HMI yang unggul, mandiri, dan berperan aktif dalam kehidupan umat dan bangsa.


Referensi:

1. Terry, G.R. (1972). Principles of Management. Homewood: Richard D. Irwin.

2. Fayol, H. (1949). General and Industrial Management. London: Pitman.

3. Robbins, S.P. & Coulter, M. (2016). Management (13th Edition). Pearson Education.

4. Pedoman Pengkaderan HMI (Terbitan PB HMI).

5. Materi pelatihan Senior Course HMI Cabang Mempawah, 2025.


Profil Pribadi


Nama saya Muhammad Sukri, lulusan Sarjana Hukum dari Universitas Terbuka (UT) – Salut Borneo, Kota Singkawang. Saya lahir di Sanggau Ledo pada 24 Desember 1991, dan saat ini berdomisili di Jalan Pahlawan, Kota Singkawang.


Saya aktif dalam berbagai organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan, antara lain Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Gerakan Pemuda Ansor. Jiwa aktivisme saya masih kuat, dengan semangat juang yang tetap menyala. Bagi saya, nilai-nilai keadilan sosial adalah prinsip utama, sebab saya tidak sepakat dengan sikap yang selalu menjadikan masyarakat kecil sebagai pihak yang disalahkan dalam berbagai persoalan.


Saya percaya bahwa perubahan yang berpihak pada kebenaran dan kemanusiaan harus terus diperjuangkan—tanpa kehilangan akal sehat dan keberpihakan yang adil.

Posting Komentar

 
Top