0



MATERI KOMUNIKASI DALAM PELATIHAN SENIOR COURSE HMI

Oleh: Muhammad Sukri (Peserta Senior Course HMI Cabang Mempawah, 10–16 Mei 2025)


Pendahuluan

Komunikasi merupakan aspek fundamental dalam kehidupan manusia. Tanpa komunikasi, manusia tidak dapat menyampaikan pikiran, perasaan, dan tujuan hidupnya secara utuh. Dalam konteks organisasi, khususnya Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), komunikasi menjadi alat vital dalam menjalankan visi, misi, serta membangun gerakan yang efektif dan terstruktur. Materi pengantar komunikasi dalam Pelatihan Senior Course (SC) menjadi landasan penting dalam membentuk karakter kader yang komunikatif, persuasif, dan strategis dalam menjalankan tugas-tugas keorganisasian maupun pengabdiannya di masyarakat.


Pelatihan SC HMI yang dilaksanakan oleh HMI Cabang Mempawah pada tanggal 10 hingga 16 Mei 2025 tidak hanya bertujuan meningkatkan kapasitas intelektual dan spiritual kader, tetapi juga menyiapkan mereka agar mampu menjadi komunikator yang cerdas dan bijak. Artikel ini mencoba mengulas secara ringkas pentingnya pengantar komunikasi sebagai fondasi dalam membangun peran kader senior HMI.


Pengertian Komunikasi

Komunikasi secara etimologis berasal dari bahasa Latin communicatio, yang berarti “membagikan” atau “berpartisipasi.” Secara terminologis, komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan melalui media tertentu dengan tujuan menghasilkan pengertian yang sama (Effendy, 2003). Dalam HMI, komunikasi tidak hanya dilihat dari aspek teknis penyampaian informasi, melainkan juga sebagai proses membangun kesadaran kolektif dan konsensus perjuangan.


Urgensi Komunikasi dalam Kepemimpinan dan Organisasi

Kader HMI yang mengikuti jenjang pelatihan senior dituntut untuk memiliki kemampuan komunikasi yang tidak hanya efektif secara personal, namun juga strategis secara kelembagaan. Komunikasi menjadi alat utama dalam proses kaderisasi, advokasi sosial, serta diplomasi pergerakan. Seorang pemimpin yang tidak mampu berkomunikasi dengan baik akan kehilangan kepercayaan dan legitimasi di tengah dinamika organisasi.


Komunikasi sebagai Pilar Gerakan Intelektual

Gerakan intelektual yang dibangun oleh HMI tidak akan berkembang tanpa adanya komunikasi yang baik. Melalui komunikasi, gagasan dapat tersebar, diskursus dapat dibangun, dan perubahan sosial dapat digerakkan. Dalam pelatihan SC, peserta dibekali dengan pemahaman tentang berbagai model komunikasi, teknik retorika, komunikasi organisasi, hingga komunikasi lintas budaya yang sangat relevan dalam era globalisasi saat ini (Mulyana, 2005).


Dimensi Etika dan Nilai dalam Komunikasi HMI

Komunikasi dalam HMI tidak dilepaskan dari nilai-nilai keislaman dan keindonesiaan. Maka, setiap bentuk komunikasi kader HMI harus mencerminkan akhlak mulia, kejujuran, dan adab. Nilai-nilai ini menjadi filter agar komunikasi tidak hanya bertujuan untuk pengaruh, tetapi juga untuk keberkahan dan maslahat umat.


Penutup

Pengantar komunikasi dalam SC bukan sekadar materi pelengkap, tetapi fondasi penting dalam membentuk kader-kader HMI yang siap menjadi pemimpin umat dan bangsa. Kader yang mampu berkomunikasi dengan baik adalah kader yang mampu menerjemahkan gagasan menjadi tindakan, membangun sinergi dalam perbedaan, dan memimpin perubahan secara bijaksana. Semoga melalui materi ini, peserta SC HMI dapat lebih siap berkiprah secara strategis di berbagai lini kehidupan masyarakat.


Referensi

1. Effendy, Onong Uchjana. (2003). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Bandung: Remaja Rosdakarya.

2. Mulyana, Deddy. (2005). Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Remaja Rosdakarya.

3. Littlejohn, Stephen W., & Foss, Karen A. (2008). Theories of Human Communication. Belmont: Wadsworth.

4. Jalaluddin, Rakhmat. (2005). Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

5. Craig, Robert T. (1999). "Communication Theory as a Field". Communication Theory, 9(2), 119-161.

6. Lasswell, Harold. (1948). "The Structure and Function of Communication in Society". Dalam Lyman Bryson (ed), The Communication of Ideas. New York: Harper and Row.

7. Himpunan Mahasiswa Islam. (2020). Pedoman Perkaderan Nasional HMI. PB HMI.

--------------

PROFIL PENULIS


Nama saya Muhammad Sukri, lulusan Sarjana Hukum dari Universitas Terbuka (UT) – Salut Borneo, Kota Singkawang. Saya lahir di Sanggau Ledo pada 24 Desember 1991, dan saat ini berdomisili di Jalan Pahlawan, Kota Singkawang.

Saya aktif dalam berbagai organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan, antara lain Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) dan Gerakan Pemuda Ansor. Jiwa aktivisme saya masih kuat, dengan semangat juang yang tetap menyala. Bagi saya, nilai-nilai keadilan sosial adalah prinsip utama, sebab saya tidak sepakat dengan sikap yang selalu menjadikan masyarakat kecil sebagai pihak yang disalahkan dalam berbagai persoalan.

Saya percaya bahwa perubahan yang berpihak pada kebenaran dan kemanusiaan harus terus diperjuangkan—tanpa kehilangan akal sehat dan keberpihakan yang adil.


Posting Komentar

 
Top