0


Peranan BPL HMI dari Awal Berdiri hingga Sekarang
oleh : Emon (kabid PTKP)

        Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) sejak didirikan pada 5 Februari 1947 telah menjadikan kaderisasi sebagai nadi pergerakannya. Melalui proses pengkaderan, HMI mencetak kader-kader intelektual Muslim yang mampu berkontribusi dalam pembangunan bangsa dan umat. Untuk mengelola sistem kaderisasi secara profesional dan terstruktur, dibentuklah Badan Pengelola Latihan (BPL), yang bertugas memastikan kualitas dan keberlanjutan pelatihan kader HMI. Seiring berjalannya waktu, peranan BPL terus berkembang, menghadapi tantangan zaman dan tuntutan peningkatan mutu kaderisasi.

Artikel ini akan mengevaluasi peran BPL sejak awal berdirinya hingga sekarang, serta menawarkan resolusi dan solusi strategis untuk penguatan sistem perkaderan HMI ke depan.

 Dinamika Peranan BPL HMI 

 1. Awal Berdirinya BPL 

BPL secara resmi dibentuk oleh Pengurus Besar HMI sebagai respon terhadap kebutuhan pengelolaan kaderisasi yang sistematis. Pada awalnya, BPL bertugas menyusun pedoman pelatihan, menetapkan standar pelaksanaan Latihan Kader (LK), dan melatih instruktur.
BPL menjadi badan independen di bawah koordinasi PB HMI yang memiliki mandat penuh dalam aspek teknis perkaderan.

 2. Kontribusi 

Menyusun kurikulum LK I, LK II, dan LK III yang terstruktur.

Menjaga mutu perkaderan melalui standarisasi pelatihan dan pelatihan instruktur nasional.

Menjadi rujukan teknis cabang-cabang dalam pelaksanaan latihan.

 3. Permasalahan Internal dan Eksternal 

Kurangnya regenerasi internal: Tidak semua BPL Cabang/Koordinator Wilayah memiliki kader yang siap secara kualitas.

Ketimpangan antar wilayah: Ada wilayah yang aktif dan rutin melaksanakan pelatihan, namun ada pula yang vakum atau tidak terorganisir.

Keterbatasan sumber daya: Dana, logistik, dan akses pelatihan masih menjadi kendala.

Kurangnya pengawasan pelatihan liar: Munculnya pelatihan yang tidak terstandar menyebabkan kualitas kaderisasi menurun.



Arah Perubahan Perkaderan HMI 

 1. Modernisasi Sistem Perkaderan 
HMI perlu mengadaptasi metode pelatihan yang sesuai dengan perkembangan zaman. Materi dan media pelatihan harus mampu menjawab tantangan globalisasi, digitalisasi, serta problem sosial umat Islam.

 2. Penguatan BPL Cabang dan Koordinator Wilayah 
Struktur BPL harus dikuatkan mulai dari tingkat pusat hingga daerah. Keberhasilan pengkaderan nasional ditentukan oleh kesiapan pelaksana teknis di akar rumput.

 3. Revitalisasi Kurikulum dan Instruktur 
Kurikulum harus dievaluasi secara periodik. Selain itu, BPL harus menyiapkan instruktur yang tidak hanya paham isi modul, tapi juga mampu menjadi teladan intelektual dan moral.


Langkah Strategis Penguatan Perkaderan HMI 

 1. Digitalisasi Perkaderan 

Pembuatan platform online untuk modul pelatihan, e-learning, dan evaluasi kader.

Sistem database kader nasional yang terintegrasi agar proses pelacakan dan pembinaan kader lebih mudah.


 2. Training of Trainers (ToT) Berbasis Kompetensi 

Menyelenggarakan pelatihan instruktur bersertifikasi dengan standar nasional.

Memberikan pelatihan khusus kepada BPL Cabang agar tidak hanya administratif, tapi juga substantif.


 3. Evaluasi dan Monitoring Terpadu 

Membentuk tim evaluasi pelatihan nasional untuk meninjau kualitas pelatihan di setiap cabang.

Memberikan sanksi tegas terhadap pelatihan yang tidak sesuai standar AD/ART dan PO (Peraturan Organisasi).


 4. Sinergi dengan Alumni dan Akademisi 

Menggandeng alumni HMI yang telah berhasil dalam berbagai bidang untuk mengisi pelatihan atau memberikan mentoring.

Kolaborasi dengan akademisi untuk memperkaya kurikulum pelatihan dengan isu-isu kontemporer.
-------------
 Penutup 

BPL sebagai pilar teknis perkaderan memiliki posisi yang sangat strategis dalam menjaga arah dan kualitas regenerasi kader HMI. Sejak awal berdiri hingga kini, BPL telah memberikan kontribusi besar, meskipun masih menghadapi banyak tantangan. Melalui evaluasi yang jujur, resolusi yang visioner, dan solusi yang aplikatif, HMI dapat membangun sistem pengkaderan yang lebih adaptif, profesional, dan berorientasi pada kemajuan umat dan bangsa.

Dengan peran yang kuat dan sistem yang terintegrasi, HMI akan mampu mencetak kader-kader terbaik sebagai insan cita: insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhai Allah SWT.
--------

 Referensi 

 1. AD/ART HMI (Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga HMI) 
2. Pedoman Perkaderan HMI, BPL PB HMI, Edisi Revisi 2020 
3. Modul Latihan Kader I, II, dan III – BPL PB HMI 
4. Yudi Latif. Intelegensia Muslim dan Kuasa: Genealogi Intelektual Muslim Indonesia Abad ke-20
5. Wawancara dan diskusi internal kader HMI di berbagai cabang

----------------
PROFIL SINGKAT PENULIS 
Nabil Fikri Kenamon adalah mahasiswa semester 4 Program Studi Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Syarif Abdurrahman (STIT SA) Singkawang. Ia lahir di Way Kanan pada tanggal 6 Juli 2004 dan saat ini berdomisili di Kota Singkawang, Kalimantan Barat. Aktif dalam dunia organisasi, Nabil menjabat sebagai Kepala Bidang Perguruan Tinggi, Kemahasiswaan, dan Pemuda (PTKP) HMI Cabang Singkawang untuk periode 2024–2025. Di sela kesibukan akademik dan organisasinya, Nabil juga gemar bermain futsal sebagai bentuk penyaluran hobi dan menjaga kebugaran. 

Next
Posting Lebih Baru
Previous
This is the last post.

Posting Komentar

 
Top